Dalam rangka meningkatkan kualitas penelitian di Universitas Brawijaya, LPPM UB menguatkan pusat studi dan kelompok kajian agar dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas organisasinya. “Kelompok kajian atau pusat studi yang ada di Universitas Brawijaya diharapkan dapat meningkatkan luaran menuju Pusat Unggulan Iptek dalam pengembangan research yang bertaraf internasional” demikian ungkap Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR., MS., saat membuka Sosialisasi Hibah Pusat Studi dan Kelompok Kajian LPPM UB pada Jumat (24/7) melalui virtual meeting.
Pada kesempatan itu pula, Guru Besar Fakultas Pertanian ini menyampaikan bahwa ke depan, terjadi pergeseran paradigma. Hasil-hasil riset akan menjadi inovasi yang memberikan manfaat kepada masyarakat secara luas disamping hilirisasi hasil riset. Melalui hibah pendanaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi bangsa, selain akan meningkatkan luaran penelitian dan citra pusat studi, lembaga dan Universitas Brawijaya.
Hibah ini merupakan program yang sama seperti tahun 2019 dengan perbedaan, tiap klaster menyesuaikan target yang lebih tinggi di era pandemik Covid-19. Dijelaskan oleh Ketua LPPM UB, Dr. Ir. Bambang Susilo, MSc., Agr bahwa pada hibah ini penelitian dapat mengarah ke penanganan Covid-19 dengan arahan Satgas Covid UB.
Dr. Aurick Yudha N, SpEM selaku Ketua Satgas Covid UB yang juga dihadirkan sebagai narasumber menjelaskan, kondisi saat ini bisa mengarah kepada permasalahan kesehatan dan non kesehatan. Secara detil, permasalahan tersebut dijabarkan melalui beberapa poin. Salah satunya kebutuhan akan high flow nasal cannula yang sudah mulai langka. Ini semacam alat dukung pernapasan yang memberikan aliran tinggi gas medis ke pasien melalui antarmuka, yang dimaksudkan untuk menciptakan pembersihan bagian atas saluran udara. Terkait kebutuhan ketepatan luaran, jurnal penelitian terkait Covid ini direview dengan sangat cepat.
Salah satu kontribusi pusat studi dalam penanganan covid yakni Program PECI (Participatory Action for Covid 19 Impact) oleh Pusat Studi Pesantren LPPM UB. Dr. Moh. Anas, S.Fil.I., M. Phil., selaku Ketua Pusat Studi Pesantren menjabarkan tentang “Best practice model dalam modelling komunitas agama, transformasi pendidikan, ketahanan pangan, penanganan masalah ekonomi dan sosial”.